Cendol Dawet

Oktober 16, 2024
Rabu, 16 Oktober 2024


 Cendol Dawet Gawok Mbah Parto yang ada di Pasar Tradisional Gawok paling barat, tidak jauh dari jembatan Sungai Gawok. Foto : Yani

GUGAT news.com, SUKOHARJO 

Jangan pernah mengaku pernah kulineran di Pasar Tradisional Gawok, Gatak, Sukoharjo, kalau belum menikmati sensasi rasa Cendol Dawet Mbah Parto, kesemuanya serba tradisional, kuno, antik sehingga warung Cendol Dawet Mbah Parto terkesan gambaran tempo dulu, ratusan tahun silam.

Bagaimana tidak, mulai dari tempat duduknya saja masih khas tempo dulu, dingklik dari anyaman bambu sekaligus meja untuk meletakkan mangkuk serta dagangan dawet nya, hanya papan dari blabak kayu. Memang ada beberapa kursi duduk plastik yang produk baru. Sepertinya hanya kursi plastik itu saja yang produk saat ini, lainnya masih kuno. Termasuk kwali gerabah wadah cendol dawet, juga santan parutan kelapa dan pemanis gula Jawa dengan nangka.

Mungkin, dahulunya bukan piring beling atau kaca untuk mangkuk nya melainkan gerabah pula. Sendok Untu tempo dulu mungkin terbuat dari daun pisang yang dibuat layaknya sendok. Bahan bakunya cukup mudah di beli di pasaran. Hanya beras, beras ketan untuk tape ketan, beras untuk cendol, singkong untuk tape pohong, buah nangka, gula Jawa sebagai pemanis dan santan parutan kelapa. Selesai. Murah, meriah namun tetap menyehatkan.

Harganya juga cukup murah,  5 ribu sudah seporsi cendol dawet dan lain lagi jika harus diramu dengan tape singkong atau tape ketan., ada tambahan biaya tersendiri. Yang jelas, Cendol Dawet Mbah Parto Pasar Tradisional Gawok ini cukup murah, namun bukan berarti murahan. "Untuk sekelas Dawet Mbah Parto ini, cukup murah sekali. Kalau di kota ga mungkin 5 ribu dapet seporsi dsn asli gula Jawa," ujar Bambang warga Karanganyar yang mengaku setiap main ke Gawok pasti Cendol Dawet Mbah Parto dan Soto Londo Bu Agus.

Kabarnya, tape ketan yang biasa diaduk dengan Cendol Dawet di manapun itu, merupakan kuliner yang dibuat serta  menjadikan kegemarannya beliau Raja Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam. Sehingga tidaklah mengherankan lagi, jika penganan tape ketan itu biasa di jumpai di Mayang, Gatak dan sekitarnya hingga populer sampai saat ini. Penasaran, sumonggo, silakan saja datang ke Pasar Gawok. #Yani.


Thanks for reading Cendol Dawet | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS