Usai Bangun Gapura Pintu Masuk PB X Di Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis, Beliau Wafat

Oktober 09, 2024
Rabu, 09 Oktober 2024


 Gapura pintu masuk ke Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis Laweyan yang dibuat oleh Sinuhun Paku Buwono (PB) X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Foto : A.A. Yani 

GUGAT news.com, SOLO

Selesai dari membahas tentang Larung Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Pantai Parangkusumo, Bantul, Jogjakarta akan musyrik dan tidaknya, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger, salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII dari  Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali mengajak GUGAT news menyoal masalah Gapura Pintu Masuk PB X di Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis Laweyan.

"Sebelum dibangun gapura pintu keluar masuk ke Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis oleh Sinuhun PB X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, sekitar tahun 1938, dahulunya ruangan halaman Masjid Laweyan, masjid tertua di Solo dan peninggalan Ki Ageng Henis dengan Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis Laweyan itu terpisah pagar tembok. Barulah menjadi satu setelah di pugar dan dibangun pintu gapura oleh PB X hingga saat ini," terang GPH Puger.

Ditambahkan kembali' oleh Gusti Puger, panggilan akrab GPH Puger, saat itu untuk masuk ke area Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis, ada 5 pintu gerbang yang bisa dilewati. Pintu pertama menghadap ke arah timur, Sungai Jenes, baru yang ke dua juga ada dua pintu. Pintu yang langsung masuk ke ribuan makam keluarga Kerajaan Majapahit ahli waris Brawijaya V dan Kasultanan Pajang, Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam.

Pintu masuk yang dibangun pertama kali bersamaan dengan Masjid Laweyan (1546) menuju Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis Laweyan. Foto ; A.A. Yani

Sedangkan gapura pintu masuk yang segaris lurus dengan gapura pintu pertama, sebelum nya ada semacam bangsal Paseban untuk beristirahat sebelum dan sesudahnya dari ziarah. Barulah memasuki pintu gapura ke 4, tampak ribuan pusara kuno dengan bongkahan batu hitamnya yang merupakan makam kerabat Ndalem Keraton Majapahit dan Kasultanan Pajang. Tibalah pintu terakhir yang ke 5, masuklah ke ruangan dimana Ki Ageng Henis dan kedua saudaranya Nyai Ageng Pati dan Nyai Ageng Pandanaran serta pejabat penting di jaman Pajang juga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

"Saat antara halaman Masjid Laweyan dan Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis Laweyan masih dipisahkan oleh pagar tembok benteng, ada 5 pintu gapura yang bisa dilewati untuk ke Makam Ki Ageng Henis. Menjadi 6 setelah pagar tembok pemisah itu dibangun pintu gapura oleh PB X. Mungkin bisa diterjemahkan sebagai rukun Islam ada 5 dan Rukun Iman ada 6.Pada bangunan gapuranya memang juga sedikit ada perbedaan." jelas Gusti Puger.

Bangunan pintu gapura yang aslinya, dibuat sekitar tahun bersamaan dengan berdirinya Masjid Laweyan (1546) kecil,  selain tidak begitu lebar, juga sederhana bentuknya jika dibandingkan dengan Pintu Gapura Sinuhun PB X, lebih lebar dan tinggi serta banyak relief dan ornamen ukirannya, termasuk di atasnya ada semacam bangunan semen wujud mahkota raja. Untuk pintu kayu jati nya, bangunan dari PB X tampak lebih besar. Kini, peziarah lebih suka memilih jalan masuk ke Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis melewati Masjid Laweyan, jadi Pintu Gapura Sinuhun PB X.

" Kabarnya, Pintu Gapura Masuk ke Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis Laweyan yang dibuat oleh beliau Sinuhun PB X itu hanya sekali di lewati oleh PB X. Begitu selesai membangun pada sekitar tahun 1938, setahun kemudian beliau Sinuhun PB X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, meninggal dunia pada 20 Februari 1939 dan dimakamkan di Pajimatan Imogiri, Bantul, Jogjakarta," tutur GPH Puger, lirih, mengenang kebesaran kakek buyutnya. #Yani.

Thanks for reading Usai Bangun Gapura Pintu Masuk PB X Di Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis, Beliau Wafat | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS