Gusti Puger Bicara Hari Batik Nasional Dan Rolasan Di Laweyan

Oktober 02, 2024
Rabu, 02 Oktober 2024


 GPH Puger di salah satu rumah batik yang ada di Kampung Batik Laweyan, Solo. Foto : Yani 

GUGAT news.com SOLO.

Rabu siang ( 2/10) selesainya jamaah shalat lohor di Masjid Laweyan, masjid tertua di Kota Solo yang ada di Kampung Batik Laweyan, menjadikan riuhnya suasana showroom batik yang ada di seberang timur dari Masjid Laweyan. Sepertinya sah dan wajar wajar saja, pasalnya di showroom batik tulis itu tengah menggelar acara Rolasan, makan siang bareng untuk menyambut Hari Batik Nasional (2/10) hari ini.

Rolasan, bagi orang-orang Jawa, khususnya warga masyarakat Kota Solo, sudah tidaklah asing lagi. Rolasan, tepat pukul 12.00 WIB, saatnya makan siang, istirahat dari pekerjaan sehingga disebut lah Rolasan. Makan siang bersama sesama karyawan, namun tidaklah demikian dengan acara Rolasan sambut Hari Batik Nasional di Kampung Batik Laweyan itu, makan siang bersama membaur satu dengan lainnya. Juragan, karyawan, pejabat Kalurahan serta warga masyarakat di luar kemping Batik Laweyan.

"Menurut saya, ini momen bagus dengan acara Festival Laweyan Solo 2024 yang puncaknya acara bertepatan dengan Hari Batik Nasional. Menariknya, acara digelar dengan tajuk Rolasan. Rolasan itu familiar sekali di lingkungan wong Jawa, khususnya Solo. Jam istirahat bagi pegawai apa saja untuk makan siang. Kali ini di Laweyan bagus sekali, makan siang bersama dengan juragan, karyawan, pejabat Kalurahan dan masyarakat umum di sekitar kampung Laweyan. Bagus ini," tutur Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger disela-sela silaturahmi ke salah satu Gerai Batik di Laweyan.

Bisa jadi, lanjut Gusti Puger panggilan akrab GPH Puger, perlu senantiasa dikembangkan setiap tahunnya. Artinya, setiap event tahunan terus saja berkembang. Sumonggo, silakan saja, terus diperbanyak varian menu Kulineran yang dijual oleh UMKM serta diperbanyak pula masalah sajian hidangan gratis untuk event Rolasan. Perlu kajian masalah kupon untuk mengambil jatah makan atau minuman gratis, perlu tidaknya.

Sehingga jangan sampai terulang dan terus terulang lagi pada event setiap tahunnya. Ada yang membawa tiketnya kupon Rolasan, justru malahan tidak menikmati lezatnya makanan dan minuman secara gratis, alias sudah habis. Menariknya, hanya lantaran tidak memiliki kupon, namun ada faktor kedekatan secara emosional disebabkan sering bertemu dan kenal, malahan dapat maksi alias makan siang gratis dengan beragam menu. Ini yang harus ditiadakan. Kasihan yang memiliki kupon justru tak dapat jatah gratis maksi.

"Mungkin di counter Batik Cempaka ini bisa ditiru. Disediakan ratusan paket maksi gratis tanpa harus menunjukkan kupon. Mereka datang, tertib antrian, petugas pun sudah mempersiapkan makanan dan minuman. Bukan hanya itu saja, makanan minuman disediakan gratis sekitar 200 paket, pengunjung pun disediakan tempat duduknya agar tidak makan dan minum sambil berdiri. Menariknya lagi, tidak ada yang rebutan dengan makanan tradisional nasi megono dan dawet telasih. Mungkin tahun depan ada sajian menu khas Joko Tingkir dan Ki Ageng Henis," saran Gusti Puger.

Apresiasi tersendiri bagi Kampung Batik Laweyan yang masih menguri uri, melestarikan peninggalan sejarah leluhur Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam sekaligus Ki Ageng Henis tentang batik warisan leluhur. Kampung Laweyan ini, mengenal batik dari ajaran yang ditunjukkan oleh beliau Ki Ageng Henis, cikal bakal berdirinya Dinasti Mataram Islam. "Sekali lagi bagus event Festiva Laweyan Solo 2024 ini!" Pungkas Gusti Puger, tersenyum. #Yani.

Thanks for reading Gusti Puger Bicara Hari Batik Nasional Dan Rolasan Di Laweyan | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS