Peziarah tengah khusyuk berdoa di depan cungkup makam Pangeran Pringgoloyo Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) IV yang ke 35 Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (1768-1820) di Wironanggan, Kartasura, Gatak, Sukoharjo. Foto : A. A. Yani.
GUGAT news.com, SUKOHARJO
Sepertinya cukup menarik apa yang disampaikan oleh Mbah Otok, warga yang tinggal tidak jauh dari keberadaan makam Gusti Pangeran Haryo (GPH) Pringgoloyo putra Ndalem yang ke 35 dari Sinuhun PB IV Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dikenal sangat angker namun malahan sering banyak dikunjungi, diziarahi oleh mereka orang orang yang suka lelaku spiritual dengan tirakatan ngalap berkah, berharap berkah serta maksud tertentu lainnya.
"Jangankan malam hari, siang hari pun jalan di depan makam itupun tampak sepi, apalagi menjelang malam setelah usai Maghrib bisa dipastikan lagi suasana nyenyet, sepi dan terkesan angker. Namun anehnya, meski dikenal cukup wingit dan angker malahan pada jam dini hari hingga menjelang subuh, justru ramai sekali peziarah berdatangan dari berbagai daerah. Mungkin saja, mereka tengah ngalap berkah. Berharap sesuatu. Pastinya, saya tidak tahu maksud dan tujuannya mereka," terang Mbah Otok.
Ditegaskan Mbah Otok, masalah ramainya ngalap berkah berdatangan berziarah ke makam Pasareyan Ndalem Pangeran Pringgoloyo, sumonggo, silakan saja. Hal itu bagian dari hak mereka. Selama itu ada perbuatan yang merugikan warga, tidak ada masalah. Mereka memiliki keyakinan dan pemahaman tersendiri. Tidak perlu untuk saling mengganggu, biarkan saja, itu urusan mereka terhadap Gusti Kang Murbeng Dumadi Akaryo Jagad, Allah SWT.
Bisa jadi, lanjut Mbah Otok, mereka datang ke Makam Pringgoloyo ini lantaran hendak mencari sawab atau aura positif untuk kehidupan mereka dari pusara makam Gusti Pangeran Haryo Pringgoloyo yang semasa hidupnya dikenal sangat berwibawa, bijaksana sekaligus penyebar Agama Islam sesuai turunannya Dinasti Mataram Islam Panembahan Senopati.
"Sebenarnya ga perlu nggih, ya cukup berdoa di rumah shalat Sunnah terus berdoa berharap akan Rahmad dan Rudhlo Ilahi Rab, sudah cukup. Tinggal apa yang menjadi maksud dan tujuan ya kita sampaikan kepada Allah SWT, selesai. Namun, kalau hal itu yang menjadikan krentek, mantep hatinya ya sumonggo saja, semoga saja tidak berharap berkah kepada orang yang telah meninggal melainkan kita justru mendoakan," tegas Mbah Otok, serius.
Mungkin saja, mereka berdatangan selain untuk berziarah dan mendoakan sang penyebar Islam di wilayah Soloraya dan sekitarnya dan pada saat itu yang merupakan pewaris dari Dinasti Mataram Islam Sinuhun PB IV Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sekaligus untuk mengambil hikmah pelajaran dari cucu Ndalem Sinuhun PB III Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat setelah kepindahannya dari Keraton Kartasura Hadiningrat.
Diceritakan Mbah Otok, dari cerita turun temurun orang orang tua yang ada di sekitar Makam Pangeran Pringgoloyo, selain dikenal sebagai pangeran atau putra raja Sinuhun PB IV sekaligus cucu PB III, beliau ini dikenal sebagai sosok yang sangat alim, Arif dan bijaksana sebagai bangsawan yang religius. Sehingga semasa hidupnya dikenal sebagai paranporo, jujugan untuk mengurai masalah sekaligus solusi pemecahannya yang Arif, adil dan bijaksana.
"Kalau riwayat sejarah hidupnya, Bangsawan Pangeran Pringgoloyo ini sangat bagus diteladani. Suri tauladan yang baik. Sehingga mungkin saja, keteladanan itu akan membawa aura tersendiri bagi peziarah yang akan membawanya dampak positif. Seringnya berziarah, kelak menjadikan dirinya dikenal sebagai seorang paranporo mumpuni. Sumonggo, silakan saja!" pungkas Mbah Otok seraya menambahkan jika Makam Pangeran Pringgoloyo itu juga ada di berbagai tempat. #Yani.
Thanks for reading Makam Pangeran Pringgoloyo PB IV Angker Namun Ramai Peziarah | Tags: Peristiwa Budaya
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »