Menangis Di Pusara Makam Ki Ageng Henis

Oktober 04, 2024
Jumat, 04 Oktober 2024


 Satu dari 5 pintu masuk ke Makam atau Pasareyan Ndalem Kyai Ageng Henis Laweyan. Foto : A.A. Yani

GUGAT news.com SOLO 

Malam itu, Kamis (3/10) dinihari sekitar pukul 00.30 WIB, bukannya sepi akan kedatangan pengunjung yang saling berdatangan dari berbagai daerah di Soloraya bahkan Semarang, Jogjakarta, Surabaya hingga Jakarta melainkan semakin ramai memenuhi ruangan Paseban, peninggalan Sultan Hadiwijaya Kerajaan Pajang abad 15 silam, tempat beristirahat sebelum masuk ke makam Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis.

Malam dinihari itu juga, GUGAT news mencoba untuk melakukan semacam pendekatan untuk bisa melakukan wawancara dengan salah satu, syukur beberapa pengunjung yang berkenan ngobrol seputar maksud dan tujuannya berziarah dini hari ke Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis. Adalah Ki Ageng Henis, kakek dari pendiri Dinasti Mataram Islam, Panembahan Senopati, salah satu Putra dari Ki Ageng Pemanahan dengan Nyai Sabinah.

Adalah Bawor (50) salah satu warga dari Kampung Kabangan, Bumi, Laweyan, Solo yang setiap Kamis malam dinihari selalu berjalan kaki dari rumahnya untuk melakukan tirakatan, ziarah ke Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis. Sebelum masuk makam leluhur Agung sebagai cikal bakal berdirinya Dinasti Mataram Islam, terlebih dahulu ambil air wudhu dan melakukan shalat Sunnah dua rekaat, tahiyatul masjid barulah masuk ke area Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis.

"Kalau saya pribadi, memang setiap Kamis malam dinihari hari jalan kaki dari rumah ke Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis. Selain mendoakan leluhur leluhur agung yang sumare, dikuburkan di Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis, saya banyak belajar sejarah dari mereka peziarah tentang siapa Ki Ageng Henis. Kalau masalah hajat, saya sudah minta setelah selesai dari Tahiyatul Masjid di Masjid Laweyan," ujar Bawor yang berjalan kaki tidak kurang 2 km dari rumah ke Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis.

Akan halnya dengan Ghufron (52) yang mengaku datang dari Demak bersama rombongannya yang pesertanya hampir kesemuanya berprofesi sebagai seorang juru sembuh atau semacam konsultan spiritual Jawa, sering datang ke Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis itu memang ada maksud dan tujuannya masing-masing. Intinya, mencharger atau mengisi kembali bobot spiritual yang akhirnya mempunyai kapasitas lebih ilmu spiritualnya, dampaknya akan laris manis kedatangan tamu.

"Memang dari diantara kami selaku spiritual, bisa sampai menangis nangis saat berziarah ke Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis. Kalau masalah yang itu, pastinya pribadi mereka masing-masing yang tahu, kenapa harus sampai begitu terharu dan menangis. Sebenarnya bukan hanya dari para spiritualis saja, juga tak sedikit yang dilakukan mereka peziarah sampai menangis di tengah keheningan malam di Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis. Mungkin karena saking khusyuknya ya saat berdoa di depan pusara makam Ki Ageng Henis atau lainnya," jelas Ghufron, tersenyum.

GUGAT news malam dinihari itu berusaha untuk bisa bertanya kepada salah seorang peziarah yang menangis saat berdoa di depan pusara makam Ki Ageng Henis. Adalah Nugroho (45) asal Semarang yang masih aktif berdinas di TNI mengaku sampai bisa menangis saat berziarah ke Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis, lantaran mengenang akan kebesaran beliau saat berjuang untuk menegakkan keadilan sekaligus kebenaran Islam di Pajang sekitar nya. Sehingga tak mengherankan lagi, Ki Ageng Henis melahirkan raja raja Dinasti Mataram Islam. #Yani.

Thanks for reading Menangis Di Pusara Makam Ki Ageng Henis | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS