Miris Heritage Masjid Laweyan Mulai Terkikis

Oktober 05, 2024
Sabtu, 05 Oktober 2024


 Masjid Laweyan, Solo, (1546) tampak masih megah dan wah dari depan. Sayangnya nilai historis ratusan tahun silam sudah banyak dirubah. Foto: Yani

GUGAT news.com SOLO 

Belum lama ini, GUGAT news mencoba berkeinginan sekali untuk melakukan semacam investigasi langsung dengan yang berkompeten dalam kepengurusan di Masjid Laweyan, masjid tertua di Kota Solo dan merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15, semasa ulama besar Ki Ageng Henis. Sayangnya banyak menemui kendala.

Ketika bertemu dengan Marbot atau muadzin sekaligus kepala rumah tangga masjid bernama Rofik, sudah mulai tampak kurang bersahabat, ditanya soal adanya tumpukan batu alam berwarna kehitaman, dijawabnya singkat untuk dipasang biar suasana ruangan utama ber AC semakin sejuk. Dikonfirmasi masalah perijinan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), seakan keberatan menjawabnya. GUGAT news pun langsung melihat ruangan utama yang sudah sebagian tertutup batu alam temboknya.

Menariknya lagi, ada sekitar 4 jendela kayu jati berukuran besar besar peninggalan renovasi Sinuhun Paku Buwono (PB) X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pun harus ditutup dengan semenan batu bata merah. Total, jendela tidak kelihatan lagi tertutup rapat tembok batu alam hitam yang sudah mengelilingi bangunan ruangan utama Masjid Laweyan. Bisa dipastikan lagi, heritage bersejarah peninggalan leluhur Joko Tingkir habis tertutup batu alam.

Bukan jawaban bersahabat oleh pengurus harian Sutanto, melainkan sebuah kemarahan. Untung nya di Pendopo Masjid Laweyan saat itu hadir Ir Alfa Bella, tokoh masyarakat setempat Kampung Batik Laweyan sekaligus BPCB dari Sukoharjo, sehingga kemarahan Sutanto bisa sedikit diredam. Alfa Bella pun juga sempat terkaget kaget, lantaran belum ada surat perijinan dari BPCB atau instansi terkait di Solo. Tiada kesepakatan yang berbuah solusi baik, kami pun bubar jalan meninggalkan masjid.

Untuk lebih jelasnya, GUGAT news berusaha bertemu dengan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Adipati (KGPH Adp) Dipokusumo, salah satu Putra Ndalem Sinuhun PB XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang ditulis di susunan pengurus Masjid Laweyan sebagai dewan penasihat. Gusti Dipo panggilan akrab KGPH Adp Dipo Kusumo, pin kaget dengan pertanyaan GUGAT news seputar renovasi Masjid Laweyan yang belum mengantongi ijin dari BPCB.

"Saya sering lho bertemu di PMI Solo dengan Iqbal ketua umum pengurus di Masjid Laweyan. Sayangnya, Iqbal tidak pernah bercerita tentang pemasangan batu alam di ruang utama. Ya sudah mau bagaimana lagi kalau sudah terpasang, tinggal kita minta untuk mengurus perijinan. Sumonggo, silakan tidak perlu dibawa ke ranah hukum meski nilai historis mulai terkikis. Pastinya cukup disayangkan!"ujar Gusti Dipo, prihatin.

Ternyata apa yang menjadikan sikap Sutanto pun banyak disayangkan anak anak muda Kampung Batik Laweyan, hanya saja nasi sudah menjadi bubur, terlanjur hancur terkikis nilai sejarah Masjid Laweyan yang tertua di Kota Solo itu. Memprihatinkan, jelas pastinya.  Sepertinya papan dari BPCB yang mungkin dibersamakan dipasang di pintu masuk Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis tidak begitu diindahkan. Sehingga nekat saja merenovasi masjid tanpa alasan yang benar.

Berdasarkan investigasi GUGAT news dengan beberapa tokoh masyarakat di Kampung Batik Laweyan, ternyata Masjid Laweyan telah banyak mulai terkikis nilai historis nya. Miris bukan? Mungkin ini terjadi sebelum masuk BPCB sebelum tahun 2012. Kali pertama, tangga naik ke halaman masjid berupa perosotan sepeda telah dihancurkan. Pagar yang semula ada dua kayu jati balok, juga hilang digantikan besi tempa milenia.

Belum cukup disitu, jalan samping yang semula berupa pintu, kini ditutup dipindahkan ke timur dengan merobohkan bangunan tembok pagar. Kolah tempat air wudhu yang biasa diambil dengan tangan atau gayung sudah dihilangkan diganti dengan kran besi. Tidak terkecuali dengan lantai ubin tegel yang sudah diganti keramik putih. Bisa jadi, masih banyak lagi yang lainnya mengalami renovasi. Nah, miris bukan dengan kondisinya peninggalan sejarah mulai terkikis dan berubah menjadi milenia. #A.A. Yani.

Thanks for reading Miris Heritage Masjid Laweyan Mulai Terkikis | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS