Bacaan Shalawat dikumandangkan di Petilasan Kasultanan Pajang yang ada di Desa Sonojiwan, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo untuk bagian dari ritual Haul Sultan Hadiwijaya, Joko Tingkir yang kali pertama di selenggarakan. Selasa (29/10) malam. Foto : Yani
GUGAT news, com SUKOHARJO
Malem itu, di Petilasan Kasultanan Pajang tampak tidak seperti biasanya, ramai dengan pengunjung yang hendak tirakatan ngalap berkah, berharap berkah dari Gusti Kang Murbeng Dumadi Akaryo Jagad Allah SWT, melalui doa doa yang dipanjatkan di area peninggalan sejarah leluhur Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya, melainkan ramai dengan suasananya Haul Sultan Hadiwijaya yang digelar baru kali pertama.
" Kami tidak tahu sepenuhnya acara yang berlangsung malam hari ini di Petilasan Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam. Itu sepertinya kegiatan yang digelar oleh anak anak muda Makamhaji yang melibatkan pendana penyuka budaya sekaligus pegiat budaya. Meski baru kali pertama di gelar, namun cukup ramai, meriah,' ujar pemuda aktifis Masjid Sonojiwan yang keberatan disebutkan namanya.
Untuk diketahui, selain di Kampung Sonojiwan itu ada Petilasan Kasultanan Pajang atau yang populer dengan sebutan Gumuk, dan merupakan petilasan Gedung Senjata Sultan Hadiwijaya, ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah untuk ngalap berkah, namun juga ada bangunan kecil dari peninggalan KRA Suradi yang kini disebut sebagai peninggalan Keraton Kasultanan Pajang dan pada saat ini masih ada peninggalan berupa Masjid Agung Sonojiwan.
Berdasarkan pemantauan GUGAT news, malam itu memang cukup meriah dengan adanya Haul Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir, setidaknya ada ratusan tamu yang hadir memenuhi halaman Petilasan Kasultanan Pajang dengan beberapa kegiatan di atas panggung berukuran besar tersebut. Sebelum acara dimulai, ada penyerahan sedekah kepada 30 anak anak yatim oleh panitia.
Dilanjutkan dengan gelaran tabuhan musik Hadrah sekaligus bersamaan dengan dikumandangkannya bacaan shalawat Nabi Muhammad SAW. Tampak pengunjung yang memenuhi halaman Petilasan Kasultanan Pajang, emak emak berbaur dengan bapak yang duduk secara lesehan di gelaran tikar. Sedangkan ada puluhan dari mereka anak anak muda pesilat dari Pagar Nusa, Kera Sakti, perguruan pencak silat SH Terate berdiri berkeliling sebagai pagar pengamanan.
Sebelum bacaan shalawat Nabi Muhammad SAW di kumandangkan lagi, ada semacam pesan dan petuah oleh Habib Doreng yang mengulas tentang kebesaran Sultan Hadiwijaya sekaligus banyak sekali berjasa dengan syi'ar Islam nya di berbagai daerah di Nusantara. Waktu itu Indonesia belum ada, sedangkan berdirinya Kerajaan Pajang sekitar tahun 1568. Abad 15 silam.
"Saya tidak terima jika Sultan Hadiwijaya, Joko Tingkir yang seoarang raja besar dan penyampai Wahyu Ilahi dan bahkan kalau dirunut beliau masih memiliki keturunan dari Rasulullah Muhammad SAW, Kok dilecehkan dengan syair lagu "Joko Tingkir Ngombe Dawet" rasanya kalau bisa ketemu akan saya tampar mulutnya," tegas Habib Doreng yang langsung meminta hadirin pengunjung untuk bershalawat. # Yani.
Thanks for reading Petilasan Keraton Kasultanan Pajang Gelar Haul | Tags: Peristiwa Budaya
« Prev Post
Next Post »