Boyolali Akan Ramai Dikunjungi Musisi Rockers

November 20, 2024
Rabu, 20 November 2024


Tidak kurang dari 20 Grup Musik Rock Bakal Manggung di Boyolali atau lebih tepatnya berada di destinasi wisata air Kalipepe Land, Gagak Sipat, Ngemplak, Boyolali. Bertajuk Rock in Solo XX 

GUGAT news.com, Boyolali 

Festival musik Rock in Solo sebagai ajang kreatifitas yang digelar setiap tahun di Solo. Festival musik yang memasuki tahun ke-20 ini akan diikuti 20 grup musik rock baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Adapun gelaran tahunan bertajuk A Journey of Rock in Solo XX ini akan digelar di panggung megah yakni di Kalipepe Land yang berada di Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali, pada Sabtu (14/12/2024).

Dalan jumpa pers di Balekambang, Solo, Senin (18/11),
Dewan Jenderal Rock in Solo, Stephanus Adjie mengemukakan bahwa Rock in Solo XX tahun ini merupakan momentum untuk merefleksi perjalanan panjang yang telah dilalui sejak pertama kali digelar pada 2004.

“Karena itu, tajuk yang kami usung yakni A Journey of Rock i  Solo XX. Maksudnya mengawali semangat baru yang telah dimulai sejak dulu sekaligus ucapan terima kasih kami kepada masyarakat karena telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan Rock in Solo,” kata Adjie.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa festival nantinya akan dilaksanakan selama satu hari dengan tiga panggung pertunjukan yang tersebar di tiga titik di Kalipepe Land, yakni panggung Rajamala, XX, dan Sakjose. Untuk dua panggung pertama itu nantinya akan diisi oleh  grup band penampil A Journey of Rock in Solo XX dari mancanegara, seperti Wormrot dari Singapura, Dark Mirror of Tragedy dari Korea Selatan, serta beberapa grup penampil dari dalam negeri, seperti Koil, Down for Life, Kapital, Turtles Jr, Kenya, Hantam, Sprayer, Suabakar, Fornicaras, Senja dalam Prosa, Unity 23, Sisi Selatan, Numeron, Torment, Sunday Sad Story, Eden Adversary, dan Knog of Freedom.

Sedang di panggung Sakjose, nantinya akan digunakan untuk penampilan beragam genre musik lainnya, seperti elektrik, hiphop, hingga noise dengan grup penampil seperti, MTAD (DJ Set), Rhyme Protect, Metzdub, Bengawan Noise Syndicate, serta Leisure.

“Dengan adanya tiga panggung yang mencerminkan kebudayaan sekitar dan band dengan beragam genre musik ini, menunjukkan panjangnya perjalanan kami serta banyaknya pihak yang telah bersama-sama menghidupkan ekosistem musik di Solo dan Indonesia,” jelasnya.

Adjie juga menyampaikan terkait harga tiket Rock in Solo XX, ada beberapa jenis dengan harga yang berbeda-beda di antaranya, Early Bird Rp 20.000, Early Entry Rp 33.333, Pre Sale 1 Rp 66.666, Pre Sale 2 Rp 99.999, serta On The Spot Rp150.000.

“Pembelian tiket melalui online di Artatix mulai 17 November 2024. Khusus Early Bird sudah habis terjual sebelumnya,” kata dia.

Dalam festival Rock in Solo XX nanti juga akan disiapkan beberapa fasilitas lainnya yang memungkinkan para penonton melakukan kegiatan selain menonton festival, seperti Rockmarket yang merupakan pasar pernak-pernik musik dari berbagai toko band yang ada. Selain Rockcon sebuah panggung diskusi terbuka dari pelaku industri musik, dan Band Submission yang merupakan kesempatan terbuka bagi band-band lain yang ingin tampil di Rock in Solo XX.

“Ada juga nantinya Community Space dan Playgroun Anak, yang bisa dimanfaatkan oleh penonton maupun pengunjung lainnya di Kalipepe Land,” paparnya.

Dalam jumpa pers, Sosiolog Urban Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Akhmad Ramdon menyampaikan bahwa dalam refleksi 20 tahun perjalanan Rock in Solo ini diketahui bahwa telah terjadi transformasi yang signifikan dari Rock in Solo itu sendiri. Yang mana, menurut dia, Rock in Solo telah mengubah dirinya menjadi entitas yang lebih besar daripada sebuah perkumpulan pecinta musik rock.

“Kita tahu pada awal digelarnya Rock in Solo di Stadion Manahan pada 2004 lalu itu sebatas sebagai euforia menyambut Piala Euro 2004. Di situ, pecinta sepak bola dan musik berhimpun menggelar perayaan,” kata Ramdon.

Lebih lanjut, Ramdon mencatat setidaknya ada tiga fase yang dilalui Rock in Solo hingga saat ini, pertama di awal perjalanan pada 2004 tersebut. Kedua pada satu dekadenya Rock in Solo, yakni 2014 lalu yang mana menurut Ramdon adalah momen Rock in Solo memantapkan dirinya sebagai festival musik yang besar yang ada di Indonesia. Dan terakhir, ketiga ialah pasca pandemi Covid-19.

“Pasca pandemi, Rock in Solo masih tetap mengudara bahkan tidak hanya menampilkan pemusik-pemusik rock semata, tapi memasukan unsur-unsur kebudayaan di dalamnya serta menggandeng pemusik dari berbagai genre lainnya. Artinya Rock in Solo berhasil mengubah dirinya menjadi entitas yang lebih besar dari sebelumnya,” paparnya. (**)



Thanks for reading Boyolali Akan Ramai Dikunjungi Musisi Rockers | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS