Sungai Jenes di jaman Kerajaan Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam ini, dahulunya dipakai untuk melarung jasad Raden Pabelan dari Kerajaan Pajang. Foto : Achmad.
GUGAT news.com, SOLO.
Kepada GUGAT news beliau Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang juga merupakan adik kandung Sinuhun PB XIII, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, mengungkapkan, jika Sungai Jenes yang sumbernya berasal dari sebelah Utara Masjid Laweyan, masjid tertua di Kota Solo itu pernah dipakai melarung jasad Raden Pabelan.
Adalah Raden Pabelan yang merupakan putra dari Tumenggung Mayang, orang kepercayaannya sekaligus kinasih, tersayang sebagai prajurit perang dari Kerajaan Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya. Sayangnya kepercayaan dari Sultan Hadiwijaya itu harus dirusak oleh Raden Pabelan salah satu putra dari Tumenggung Mayang. Menerobos masuk pagar tembok benteng Kerajaan Kasultanan Pajang lalu masuk ke Ndalem Keputren dsn langsung bercinta dengan Putri Ndalem Sultan Hadiwijaya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Sekar Kedhaton.
Naas, sial, apes menimpa Raden Pabelan yang tengah bercumbu rayu dengan GKR Sekar Kedhaton, salah satu Putri Ndalem Sultan Hadiwijaya yang saat itu diketahui prajurit penjaga malam yang langsung tanpa pikir panjang lagi menangkap Raden Pabelan untuk diserahkan dibawa kepada raja Sultan Hadiwijaya guna mendapatkan peradilan. Begitu di hadapan Sultan Hadiwijaya, langsung ditebas lehernya Raden Pabelan dan meninggal dunia.
Malam itu juga, jasad Raden Pabelan langsung dilarung dihanyutkan dari Sungai Brojo yang tak jauh dari istana Pajang langsung ke arah timur mentok di tempuran sungai Premulung dari arah utara dan Sungai Jenes dari arah Selatan. Terus dari Sungai Jenes Laweyan itu jasad langsung mengalir menuju ke arah timur, hingga hampiri sampai Sungai Bengawan Semanggi. Hanya saja, belum sempat sampai di Semanggi, jasad Raden Pabelan nyangkrah di dekat keraton, di daerah Batangan.
"Sebenarnya Nyangkrah, Batangan itu memiliki cerita sejarah tersendiri dari Kerajaan Kasultanan Pajang dan pastinya Raden Pabelan putra Tumenggung Mayang itu. Saya hanya menjelaskan saja, jika keberadaan Sungai Jenes yang mata airnya dari Laweyan dan bermuara di Bengawan Solo, memiliki sejarah yang cukup tinggi abad 15 silam dan barulah 2 abad kemudian berdiri Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang cikal bakalnya juga dari Ki Ageng Henis Laweyan," pungkas GPH Puger. #Yani.
Thanks for reading Di Sungai Jenes Ini Jasad Raden Pabelan Dihanyutkan | Tags:
Budaya
TERKAIT