Beberapa petunjuk arah lokasi wisata di Kampung Batik Laweyan, Solo. Hanya saja, masih cukup minim. Foto: Yani.
GUGAT news.com SOLO
Kampung Laweyan adalah merupakan kampung tertua di Kota Solo, bahkan kabarnya lebih tua dari Kerajaan Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam. Pasalnya, sebelum Kerajaan Kasultanan Pajang berdiri di sekitar wilayah Makamhaji dan Pajang, Kampung Laweyan sudah terlebih dahulu ada.
Hanya saja, belum populer sebelum berdirinya Kerajaan Kasultanan Pajang, Kampung Laweyan masih merupakan hutan Pohon Kapas. Begitu berdirinya Kerajaan Kasultanan Pajang, mulailah Kampung Laweyan kesohor di berbagai daerah hingga kini dikenal sebagai Kampung Batik tertua di Kota Solo. Tak mengherankan lagi, jika bisa dipastikan akan banyak peninggalan heritage bersejarah peninggalan dari Kasultanan Pajang.
Demikian diungkapkan oleh beliau H Rosyadi, tokoh masyarakat yang asli kelahiran Kampung Laweyan 75 tahun silam. Sehingga tidaklah mengherankan lagi, jika beliau yang juga mantan penguasa batik di Laweyan itu sangat mengenal sekali Kampung Batik Laweyan yang hanya memiliki 10 rukun tetangga (RT) dan 3 rukun Warga (RW) namun hampir kesemuanya satu kampung itu banyak memiliki peninggalan sejarah dari leluhurnya.
"Hampir kesemuanya nama kampung di Kalurahan Laweyan ini, bisa dipastikan lagi memiliki nilai-nilai historis tersendiri. Sehingga ada puluhan peninggalan atau bahkan ratusan peninggalan sejarah. Dari rumahnya wong atau orang Laweyan saja sudah Bersejarah. Dibangun dari semasa kejayaan Kerajaan Kasultanan Pajang hingga Kasunanan Surakarta Hadiningrat ada semua dan tidak kurang jumlahnya ratusan meski juga tak sedikit yang direnovasi," jelas Rosyadi bangga.
Sehingga adanya papan petunjuk area arah lokasi wisata bersejarah yang di pasang di dekat Jembatan Laweyan itu cukup membantu, namun masih kurang. Akan lebih bagusnya lagi di setiap gang masuk ke Kampung Batik Laweyan diberi semacam papan petunjuk untuk mereka para wisatawan. Untuk yang terpasang di sebelah timur jembatan Sungai Jenes Laweyan ini, masih kurang beberapa petunjuk lokasi peninggalan sejarah.
"Benar, itu masih kurang beberapa peninggalan leluhur bersejarah yang belum dicantumkan. Misal ke arah kiri atau timur, masih ada Bandar Kabanaran abad 15, Makam Jayeng Rono Bupati Surabaya yang dibunuh PB II Kartasura Hadiningrat (1700 an). Keluarga pembatik yang di bom Belanda. Serta sebelah barat, ada Masjid Laweyan (1546). Makam Ki Ageng Henis dan Ki Ageng Beluk jaman Pajang serta kerabat Ndalem Kerajaan Majapahit ada ribuan," pungkas H Rosyadi. #Yani.
Thanks for reading Mau Wisata Ke Kampung Batik Laweyan? Ini Ada Petunjuknya | Tags: Budaya'
« Prev Post
Next Post »