Pasar Kabangan yang ada di Sondakan, Laweyan, Solo atau yang lebih populer dengan sebutan Pasar Gembreng, kini tinggal Kenangan. Foto : Yani.
GUGAT news.com, SOLO
Adalah Mbah Hadi (76) warga Kampung Kabangan, Bumi, Laweyan, Solo ini cukup faham sekali akan cerita atau riwayat yang bersejarah di seputaran Kampung Batik Laweyan, Sondakan, Bumi dan Pajang, bahkan cukup mengenal sekali peninggalan sejarah yang ada di Kota Solo. Sebenarnya Pasar Kabangan itu masuk di wilayah Kampung Sondakan, meski Kabangan masuk wilayah Kalurahan Bumi.
"Pasar Kabangan itu, meski namanya Kabangan, namun keberadaan pasar itu masuk ke wilayah Kalurahan Sondakan bukan masuk wilayah Kalurahan Bumi. Sebenarnya bisa masuk ke kategori Cagar Budaya, masalahnya usianya sudah lebih dari 50 tahun sehingga sudah memenuhi persyaratan didaftarkan ke BPCB. Dari sejak kecil saya sudah sering bermain ke Pasar Kabangan, kini usia saya 76 tahun," terang Mbah Hadi.
Mbah Hadi yang dikenal cukup familiar dan akrab dengan anak anak muda penyuka Wedangan Bawor, Kabangan itu seringkali bercerita tentang sejarah kepada mereka yang muda muda di angkringan. Termasuk tidak lupa menceritakan sejarah Pasar Kabangan yang kini tinggal kenangan saja. Bangunan Pasar Tradisional Kabangan sudah dibuldozer diratakan dengan tanah.
Sebenarnya cukup disayangkan, tegas Mbah Hadi yang merasa kecewa namun tidaklah bisa berbuat apa-apa, lantaran sebagai wong cilik. Sumonggo, silakan saja diratakan dengan tanah, namun tidak ada salahnya bangunan kecil Mushola atau Langgar Kabangan kenapa juga harus turut dirobohkan? Mbah Hadi lantas memberikan gambaran akan Masjid Frobel yang ada tak jauh di Utara Pasar Tradisional Kabangan, dirobohkan dan dibangun baru, namun ad ratusan lantai tetap terpasang di ruangan Masjid Frobel.
Sebelum dikenal dan dipakai sebagai pasar gembreng, peralatan dapur rumah tangga yang terbuat dari seng, puluhan tahun silam sebelumnya dipakai untuk Pasar Tradisional Kabangan dikenal sebagai Pasar Bumbu dan sayur mayur juga beragam daging. Tidak jauh berbeda dengan Pasar Tradisional Jongke yang dahulunya juga masuk wilayah Sondakan, namun sekarang ini masuk pada Kalurahan Pajang. Puluhan tahun silam, Sondakan memiliki Pasar Tradisional Kabangan, Jongke dan Pasar Senggol Purwosari.
Sekali lagi, cukup disayangkan, masih menurut penuturan Mbah Hadi, seharusnya bisa menjadikan peninggalan heritage bersejarah Mushalla, surau atau langgar Pasar Tradisional Kabangan, kenapa harus dirobohkan. Tinggal direnovasi sedikit sudah menjadi mushola unik dan pastinya antik karena sudah puluhan tahun lalu. Kabarnya mau diperuntukkan lahan tanah parkir Kampung Batik Laweyan. Toh nantinya juga butuh mushola bukan?
"Waktu masa kecil sampai muda, saya biasa shalat wajib dan taraweh di Langgar Kabangan yang kini tinggal lah kenangan itu. Tidak ada sedikitpun tersisa dari bangunan yang kini rata dengan tanah. Malahan dari pasar bumbu dan sayur mayur, diganti Pasar Gembreng justru langgar Laweyan tetap masih ada dan tidak dirubah. Giliran yang kabarnya mau dipakai sarana lahan parkirnya Kampung Batik Laweyan, malahan dirobohkan rata tanah. Yaaah.... Robohnya Surau Kabangan," pungkas Mbah Hadi sedilit merasa kecewa. #Yani.
Thanks for reading Pasar Kabangan Kini Tinggal Kenangan | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »