Bergodo atau Prajurit Devile Drumband Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat bersiap siap di depan Kori Kamandungan untuk segera melaksanakan Dawuh Ndalem, Kirab Budaya Tingalan Jumenengan Sinuhun PB XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Foto : Yani
GUGAT news.com SOLO
Sepertinya tahun 2025 atau bertepatan dengan kali ke 21 tahun Tingalan Jumenengan atau ulang tahun kenaikan tahta raja Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat lebih meriah dari tahun sebelumnya. Yang biasanya tiada kirab budaya, untuk Tingalan Jumenengan tahun ini di gelar kirab budaya yang melibatkan banyak pihak. Pastinya pihak keraton sendiri, pemerintah dan swasta.
Hanya saja, tontonan karnaval kirab budaya yang digelar secara besar-besaran sehingga tidak kurang harus melibatkan dari 12 kereta kencana milik keraton dipamerkan sepanjang jalan sesuai dengan rute saat kirab budaya sambut malam tahun baru Jawa atau 1 Suro yang menempuh jarak tidak kurang dari 5 km, namun sepertinya Sepi Pengunjung, tidaklah seperti menyambut malam 1 Suro. Meriah.
Bukan prajurit Devile Drumband Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat saja dipamerkan melainkan ada Devile Drumband TNI AD serta Akademi Pelayaran Nasional Indonesia (Akpelni), dan pastinya puluhan Bergodo Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, termasuk Bergodo Panyutra atau pemanah yang khusus dikeluarkan hanya saat ada acara ritual sakral Tingalan Jumenengan Raja Sinuhun Paku Buwono.
Menariknya lagi, sekalipun kondisi Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tengah sakit, namun beliau tetap berkenan untuk menyapa masyarakat Kota Solo dengan mengendarai Andong Kereta Garuda Kencana yang ditarik oleh 8 ekor kuda diiringi di belakangnya ada 11 kereta kuda yang ditumpangi mereka Keluarga raja. Kurang menarik apa lagi?
Boleh jadi, adanya Gelaran Kirab Budaya Tingalan Jumenengan Sinuhun PB XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat itu kurang diminati untuk disaksikan pengunjung di sepanjang jalan dari Kamandungan, Sitihinggil terus ke Utara Pagelaran hingga bundaran Gladag ke kanan sampai memasuki jalan Kapten Mulyadi hingga perempatan Baturono ke kanan atau ke Barat sampai di Perempatan Gemblegan lurus ke Utara memasuki Slamet Riyadi sampai kembali Gladag dan masuk keraton, kurangnya informasi yang sampai ke masyarakat berdampak sepi penonton.
"Ada beberapa wartawan yang tidak bisa melihat langsung atau liputan masuk keraton yang sangat berbeda jauh dengan liputan tahun sebelumnya. Sepertinya wartawan nya terbatas untuk liputan Tingalan Jumenengan tahun ini, yang biasa melakukan liputan di Balaikota atau Pemkot Surakarta yang banyak melakukan liputan 21 tahun Tingalan Jumenengan Sinuhun PB XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tahun ini," papar Pita salah satu wartawan di Solo yang juga diiyakan wartawan lainnya. #Yani.
Thanks for reading Kirab Budaya PB XIII Meriah Tontonsnnya Kurang Meriah Penontonnya | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »