Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Koes Moertiyah MPd salah satu Putri Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Foto : Yani
GUGAT news.com SOLO
Ritual sakral yang dilakukan oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan atau puasa ada beberapa tahapan, dari mulai Sadranan, Padusan, Unggahan hingga mudunan. Dan selesai dengan gelaran Gerebeg Puasa di Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Sehari setelah Iedul Fitri.
"Tradisi Padusan ini semula hanya ada di Jawa, khususnya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang sekarang ini telah merebak ada diberbagai daerah di Nusantara, Namun utamanya tetap di Jawa. Mensucikan diri dengan mandi di kolam besar sekaligus membersihkan fisik di sekujur tubuh serta kebersihan hati, rohani. Seperti layaknya mandi junub kalau di Islam. Pastinya di Arab tiada kegiatan ini, padusan," terang Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Koes Moertiyah MPd.
Untuk ritual sakral Sadranan, lanjut Gusti Mung, panggilan akrab GKR Wandansari Koes Moertiyah MPd itu, dilakukan sudah mulai masuknya bulan Ruwahan. Sadranan tilik kubur leluhur atau ziarah berdoa untuk leluhur, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dimulai dari Ziarah ke Laweyan, makam Ki Ageng Henis cikal bakal berdirinya Dinasti Mataram Islam. Dilanjutkan ke beberapa Pasarean Ndalem.
" Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Tegal Arum, Tegal, hingga Ponorogo, Madura Jawa Timur serta Makam Butuh, Sragen, Sultan Pajang Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir bersama orangtuanya. Barulah Selesai Sadranan dilanjutkan dengan Padusan, Unggahan hingga mudunan yang bertepatan dengan selesai Bulan Ramadhan. Sehari sebelum datangnya Iedul Fitri," jelas Gusti Mung.
Padusan untuk mensucikan diri secara lahir maupun batin, masih menurut penuturan Gusti Mung, khususnya untuk Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat diselenggarakan di Umbul Ngabeyan, Pengging, Boyolali, milik keraton yang sekarang ini telah dikelola oleh Pemkab Boyolali untuk destinasi wisata air sekaligus edukasi sejarah yang pastinya berkaitan dengan berdirinya Dinasti Mataram Islam dari Panembahan Senopati, khususnya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Bersamaan dengan ritual sakral Padusan di gelar di Umbul Ngabeyan, Pengging, Boyolali namun untuk ritual sakral Unggahan dan Mudunan diselenggarakan di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, biasanya di Masjid Paramosono di Kamandungan atau di depan keraton arah Barat Daya. Selesai di doakan oleh ulama keraton, seperangkat makanan Ketan, Kolak, Apem, Kembang Setaman, kinangan tembakau serta rokok klobot ditaruh di atas genting teras keraton.
Wujud sesajian makanan Ketan, Kolak, Apem dimaknakan sebagai simbolisasi "Yen ada lepat nyuwun pangapunten" Kalau ada salah mohon diampuni. Untuk Mudunan sehari sebelum datangnya Iedul Fitri, sesajian makanan tersebut di taruh di bawah di ruangan khusus yang biasa dipakai berdoa bagi orang Jawa. Ritual sakral dari datangnya bulan Ramadhan hingga Iedul Fitri, kegiatan ditutup dengan Gerebeg Puasa di Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan gelaran ritual Gunungan. #Yani.
Thanks for reading Gusti Mung : Sambut Ramadhan Keraton Kasunanan Gelar Padusan | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »